PAIKEM Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam
PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian
kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah
meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
Prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi adalah sebagai berikut:
a.
Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang
diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan
aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan
pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara
aktif dalam mencapai kompetensinya.
b.
Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan
dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap,
pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.
c.
Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya
keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik,
potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan
jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan
mengembangkan peserta didiknya.
d.
Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus
menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery
learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang
belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan
layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
e.
Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah,
sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain
pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks
kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai,
memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi
dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental
untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insigt)
dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah (problem
solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa dalam mengatasi hambatan,
kesulitan maupun ancaman. Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
f.
Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan
multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
Pembelajaran
berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi,
berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking).
Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan
sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi
keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (orginality),
ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating).
Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
Dalam
pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi
tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi
dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan
mendesak untuk diselesaikan serta sering
dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan,
kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan
panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang
membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi, Dsb.
Sesuai
dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna,
aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan
lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.
1.
Mengalami
(pengalaman belajar) antara lain:
·
Melakukan pengamatan
·
Melakukan percobaan
·
Melakukan penyelidikan
·
Melakukan wawancara
·
Siswa belajar banyak melalui berbuat
·
Pengalaman langsung mengaktifkan banyak
indera.
2.
Komunikasi, bentuknya antara lain:
·
Mengemukakan pendapat
·
Presentasi laporan
·
Memajangkan hasil kerja
·
Ungkap gagasan
3.
Interaksi, bentuknya antara lain:
· Diskusi
· Tanya
jawab
· Lempar
lagi pertanyaan
o
Kesalahan makna berpeluang terkoreksi
o
Makna yang terbangun semakin mantap
o
Kualitas hasil belajar meningkat
4.
Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan
kembali apa yang diperbuat/dipikirkan.
·
mengapa
demikian?
·
apakah
hal itu berlaku untuk …?
·
Untuk perbaikan gagasan/makna
·
Untuk tidak mengulangi kesalahan
·
Peluang lahirkan gagasan baru
Dari karakteristik PAIKEM
tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan
otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang
berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi
yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer
dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang
hayat.
Pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik PAIKEM antara lain adalah pembelajaran
kotekstual (CTL), Pembelajaran Terpadu (Tematik, IPA Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaran
berbasis TIK (ICT), Pembelajaran Pengayaan dengan menggunakan berbagai strategi
antara lain dengan Lesson Study.
Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi,
kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga
memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan
pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah standar, beban belajarnya
dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA/SMK
terdiri dari 45 menit, SMP terdiri dari 40 menit, dan untuk SD terdiri dari 35
menit tatap muka untuk Tugas Terstruktur
dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal ini guru perlu mendesain kegiatan
pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.
1.
Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka
dilakukan dengan strategi bervariasi baik
ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi,
diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan
kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian
pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah
yang menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan
strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan
strategi diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya
jawab, atau demonstrasi.
2.
Kegiatan Tugas terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan
sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak
dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam
silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran
dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti
penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
Kegiatan tugas terstruktur
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta
didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang
disarankan adalah diskoveri inkuiri
dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti
diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,
eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet,
atau simulasi.
3.
Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak
terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Strategi
pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti
penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran
Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai
salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.
Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan
peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.
Pemilihan strategi
ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
a.
karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum
memadai;
b.
sumber referensi terbatas;
c.
jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
d.
alokasi waktu terbatas; dan
e.
jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan)
atau bahan banyak.
Langkah-langkah yang
dilakukan pada strategi ekspositori adalah sebagai berikut.
a.
Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran
b.
Apersepsi diperlukan untuk penyegaran
c.
Presentasi (penyajian) materi pembelajaran
d.
Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci
kompetensi atau materi pembelajaran.
Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas
pertimbangan:
a.
karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup
memadai;
b.
sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;
c.
jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;
d.
materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan
e.
alokasi waktu cukup tersedia.
Langkah-langkah yang
dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri
adalah sebagai berikut.
a.
Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah
b.
Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis
atau jawaban sementara
c.
Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data
d.
Menganalisis data dan melakukan verifikasi
e.
Melakukan generalisasi
Strategi ekspositori lebih
mudah bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan
pembelajaran berupa instruksional langsung (direct
instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah
ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun demikian ceramah
atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh
karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun
waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini
melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah
observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan sebagainya.
contoh kegiatan KBM mengunakan model PAIKEM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar